Ibnu Athiyyah

Written By Admin on Tuesday, May 11, 2010 | 11:38 AM

Nama lengkapnya adalah Al-Qadhi Abu Muhammad Abdul Haq bin Ghalib bin Abdurrahman bin Ghalib bin Athiyyah Al-Muharibi. Ia dilahirkan di kota Granada pada tahun 481 H. Ayahnya adalah seorang ulama hadits terkemuka. Dari ayahnyalah Ibnu Athiyyah memulai pendidikannya. Ibnu Athiyyah adalah seorang yang mempunyai kecerdasan yang luar biasa. Ia mampu memahami dan menghafal setiap pelajaran yang diterima. Imam As-Suyuti pernah berkata, “Ia adalah orang yang mulia. Dilahirkan dari keluarga yang brilmu. Otaknya sangat tajam. Kecerdasannya luar biasa dan budi pekertinya sangat luhur”. 

Perjalanan Menuntut Ilmu
Sejak kecil Ibnu Athiyyah telah mencurahkan hidupnya untuk mencari ilmu. Ia mengembara ke berbagai daerah seperti Cordoba, Isybiliyah, Marsiyah dan Balansiyah untuk berguru kepada para ulama besar. Berbagai disiplin ilmu ia pelajari. Salah seorang gurunya yang paling utama adalah Abu Ali Husain bin Muhammad Al-Ghassani. Setelah sang guru wafat pada tahun 498 H, lalu Ibnu Athiyyah berguru kepada Al-Faqih Abu Abdullah Muhammad bin Ali bin Muhammad At-Taghlibi sampai tahun 508 H. Kemudian ia berguru kepada Abu Ali Al-Husain bin Muhammad As-Shadafi (wafat tahun 514 H).

Karya Ibnu Athiyyah
Ibnu Athiyyah merupakan ulama yang cukup produktif dalam menulis. Karya-karyanya meliputi berbagai disiplin ilmu. Namun karya di bidang tafsirlah yang sukses melambungkan namanya dalam sejarah. Nama kitab tafsirnya adalah Al-Muharrir Al-Wajiz fi Tafsir Al-Qur’an Al-Aziz. Tafsir ini ditulis dengan bahasa yang ringkas dan sarat akan makna. Dalam kitab tersebut, Ibnu Athiyyah menuliskan beberapa qaul yang telah disebutkan oleh para ulama tafsir bil ma’tsur. Ia memilih qaul yang lebih mendekati kebenaran.
Ibnu Jazi’ pernah berkata, “ Kitab Ibnu Athiyyah dalam bidang tafsir termasuk yang paling baik dan moderat. Karena ia meneliti kitab-kitab sebelumnya lalu mengoreksi dan meringkasnya. Oleh karena itu, bahasa yang dipakainya sangat indah, pemikirannya jernih, dan berpegang teguh kepada sunnah.
Dalam menyusun kitab ini, Ibnu Athiyyah sangat berhati-hati. Ia sangat selektif dan menghindari cerita-cerita Isra’iliyat. Ia mengemukakan suatu ayat kemudian menafsirkannya secara menyeluruh dan ringkas, serta dengan bahasa yang mudah dicerna. Ia juga mengutip hadits-hadits yang berkaitan dengan ayat tersebut. Terkadang ia juga mengutip pemikiran At-Thabari dalam tafsir Jami’ Al-Bayan serta Al-Mahdawi dalam kitab At-Tafsir Al-Jami’ li ‘Ulum At-Tanzil.
Dalam kitab Fattawi, Ibnu Taimiyyah berkata, “Tafsir Ibnu Athiyyah itu lebih baik daripada tafsir Az-Zamakhsyari. Penuqilan dan pembahasannya lebih shahih dan lebih jauh dari bid’ah. Meskipun tafsir Athiyyah juga memuat beberapa hal yang janggal, namun ia jauh lebih baik daripada tafsir Az-Zamakhsyari. Barangkali tafsir Athiyyah merupakan kitab yang paling unggul...(Fatawi Ibnu Taimiyyah, juz II, hal 142).

Referensi:
Profil Para Mufassir Al-Qur’an, Syaiful Amin Ghafur, Penerbit Pustaka Insan Madani th. 2008
Terjemah At-Tibyan fi ‘Ulumil Qur’an, Syeikh Muhammad Ali As-Shabuni, judul:Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis, diterjemahkan oleh Muhammad Qadirun Nur, Penerbit Pustaka Amani Jakarta, th. 2001.



0 comments:

Post a Comment

Grab this Widget ~ Blogger Accessories