Mbah Maridjan meninggal dunia. Itulah yang menjadi headline news di berbagai media cetak maupun elektronik pada hari Rabu, 27 Oktober 2010. Juru kunci Gunung merapi tersebut ditemukan oleh tim SAR, dalam keadaan meninggal dunia dengan kondisi sujud.
Sang juru kunci yang bergelar Mas Panewu Suraksohargo itu, mengawali karirnya ketika diangkat oleh Sultan Hamengku Buwono IX sebagai wakil juru kunci pada tahun 1970. Mendampingi ayahnya yang menjadi juru kunci Gunung Merapi. Setelah ayahnya wafat pada tahun 1982, ia diangkat sebagai juru kunci.
Mbah Maridjan adalah seorang yang sederhana dan bersahaja. Sikapnya yang santun dan ramah pada setiap orang. Sehari-hari pekerjaannya adalah pergi ke ladang dan mencari rumput. Di samping rumahnya ada kandang sapi. Sehingga di dalam rumahnya pun masih tercium bau kotoran sapi yang menyengat.
Nama Mbah Maridjan mulai terkenal di Indonesia sejak peristiwa mau meletusnya Gunung Merapi pada tahun 2006. Keberaniannya untuk menaklukkan Gunung Merapi patut dikagumi. Seorang lelaki berumur 80 tahun, dengan berani mendaki gunung yang mau meletus itu. Dikawal oleh dua orang asistennya, pada hari Selasa, 16 Mei 2006, Mbah Maridjan mendaki Gunung yang mau memuntahkan laharnya tersebut. Padahal saat itu Gunung merapi sudah berstatus Awas!
Pada pertengahan bulan Oktober 2010, Gunung Merapi kembali mengeluarkan semburan awan panas dan material. Data yang terekam di alat seismograf Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian (BPPK), pada tanggal 22 Oktober tercatat terjadi gempa vulkanik sebanyak 55 kali. Ribuan penduduk dihimbau untuk segera mengungsi. Namun Mbah Maridjan dengan enteng berkata, "Ngantiyo piye aku ora mudhun" (Bagaimanapun keadaannya, saya tidak akan turun).
Tidak gila popularitas
Ketenaran Mbah Maridjan tidak hanya di Indonesia, tapi sampai seantero dunia. Pada Piala 2006 yang lalu, pemerintah Jerman bermaksud mengundangnya menghadiri pembukaan Piala Dunia 2006. Dengan tegas ia menolak, "Kalau saya ke Jerman, siapa yang mencari rumput sapi saya", jawab sang juru kunci.
Tidak silau dengan harta
Ketika itu ketenaran Mbah Maridjan bahkan melebihi artis papan atas. Apalagi setelah ia menjadi bintang iklan sebuah produk jamu dengan slogannya "Rosa-rosa!. Setiap hari wajahnya menghiasi layar kaca. Namun semua itu tidak membuat Mbah Maridjan lupa daratan Ia tetaplah seorang abdi dalem yang rendah hati, sederhana dan bersahaja. Bahkan ia tak tahu menahu soal honor. "Tapi soal honor, itu bukan saya yang mengurusi, tapi anak-anak saya, dan juga masyarakat juga menikmati hasilnya", tutur pria bersahaja ini.
Mengabdi kepada masyarakat dengan tulus
Selama 40 tahun ia mengabdi untuk menjaga Gunung Merapi. Walaupun keadaannya yang pas-pasan, tidak menyurutkan semangatnya. Bahkan uang hasil keringatnya sendiri, hasil dari honor iklan juga ia persembahkan bagi masyarakat disekitarnya.
Menepati janji sampai mati
Mbah Maridjan adalah seorang abdi keraton yang sangat patuh. Amanat yang diberikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dilaksanakannya dengan baik. Bahkan sampai nyawanya pun dipertaruhkan. Inilah contoh abdi sejati.
Sebagai bangsa Indonesia, kita patut menaruh hormat kepada Mbah Maridjan. Sikap dan prinsip yang dimilikinya perlu diteladani. Sebagai "Presiden Gunung Merapi", ia meksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Itulah ciri seorang pemimpin sejati. Seyogyanya, para pemimpin dinegeri ini mencontoh sikap Mbah Maridjan. Seorang pemimpin yang mengabdi kepada masyarakat, bukan malah mengkorupsi uang rakyat. Pemimpin yang menjaga amanat sampai titik darah penghabisan. Bukan pemimpin yang takut kalau jabatannya dilengserkan. Sederhana dan bersahaja. Bukan malah membeli mobil mewah, membangun gedung pencakar langit dan sering melancong ke luar negeri. Tidak gila hormat dan popularitas. Bukan malah menerapkan politik pencitraan untuk mencari popularitas.
Selamat jalan Mbah Maridjan. Seluruh rakyat Indonesia berduka atas kepergianmu. Semoga engkau damai disisiNya. Dan semoga para pemimpin di negeri ini membuka mata, dan mencontoh keteladanan yang telah engkau berikan!
0 comments:
Post a Comment